Welcome to Education Blog

Selasa, 08 September 2015

Mengenal Diri




  • Mengenal Diri Sendiri

Pengertian Mengenal Diri
—Mengenal diri merupakan salah satu ciri khas manusia, sebagai makhluk istimewa, terutama karena memiliki akal budi dan kehendak bebas. Tapi banyak orang yang tidak mengenal dirinya karena menganggapnya tidak penting atau tidak tahu bagaimana caranya. Padahal “manusia sebuah misteri”; manusia bukan sesuatu yang dapat habis atau selesai dibahas, dengan berbagai ilmu. Ini karena manusia terdiri dari dua entitas: jasmani dan ruhani. Entitas jasmani secara menyeluruh dapat diketahui, namun unsur rohani? Dengan kecanggihan iptek, filsafat, psikologi,neurologi tak mampu secara keseluruhan terungkap. Hal ini sudah dijelaskan dalam QS. Al-Isra (17): 85 ketika para sahabat bertanya tentang hakikat ruh. Maka mengenal diri bukan berarti mengenal segalanya tentang diri, karena hal itu bukan perkara mudah, bahkan tidak mungkin.
—Mengenal diri: suatu keberhasilan memahami hal-hal yang penting tentang diri sendiri, yang membantu dalam usaha membangun sikap baik dan positif pada diri sendiri, mau menerima dan mengembangkan diri sendiri
—Utamanya: mengenal kepribadian, watak dan temperamen, bakat dan potensi, serta dapat memetakan diri sendiri perihal kekuatan dan kelemahan.
Manfaat dan Tujuan Mengenal Diri
—Diharapkan mampu mengelola diri, menerima diri apa adanya, mengembangkan kekuatan dan mengatasi kelemahan dengan baik. Dengan demikian akan menjadi pribadi yang bermental tangguh-kuat-sehat, memiliki integritas diri, mandiri, kreatif, dan inovatif serta termotivasi dari dalam. Kondisi seperti ini memudahkan seseorang meraih sukses dan berkontribusi positif dalam kehidupan.
—Tujuan dan manfaat mengenal diri harus dikaitkan dengan tugas manusia mengembangkan dirinya dengan akhlak mulia. Ciri khas manusia adalah bereksistensi yang secara terus menerus berada dalam proses menjadi diri sendiri. Manusia adalah sesuatu yang “sudah” dan sekaligus “belum”, yang “faktual” dan yang “potensial”; suatu realitas yang masih harus dibentuk terus menerus melalui proses pembelajaran tanpa henti, tanpa akhir, selama eksistensi manusia itu masih ada.

—Usaha seseorang merealisir banyak kemungkinan (potensial) tentang dirinya harus didasarkan pada kenyataan faktual dirinya. Data faktual ini berfungsi sebagai pengarah; keberhasilannya mewujudkan apa yang potensial, tidak lain karena apa yang dia miliki sebelumnya, juga sebagai pembatas; tidak semua kemungkinan dapat diwujudkan.
          

                   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar